TEMPO.CO, Jakarta - Musim dingin di Eropa yang tiba beberapa bulan lagi, dibayang-bayangi oleh krisis energi. Gas hingga batu bara menjadi barang langka. Harga energi pun melambung tinggi sehingga menghabiskan kocek warga Eropa.
Di Polandia, puluhan mobil dan truk mengantre berhari-hari demi mendapatkan batu bara. Antrean mengular di tambang batu bara di Lubelski Wegiel, Bogdanka di Polandia.
Harga batu bara di Polandia naik karena suplai yang tersendat. Sebabnya Polandia dan Uni Eropa memberlakukan embargo terhadap batu bara Rusia menyusul invasi Moskow ke Ukraina pada Februari.
Produksi batu bara di Polandia sekitar 50 juta ton setiap tahun. Batu bara impor yang sebagian besar dari Rusia, merupakan bahan pokok rumah tangga karena harganya yang kompetitif. Batu bara Rusia yang dijual dalam jumlah besar lebih cocok untuk digunakan di rumah.
Selain batu bara, harga listrik di Eropa juga terus mencetak rekor. Kekhawatiran meningkat terhadap akses ke listrik dan pemanas saat cuaca mulai mendingin.
Untuk pertama kalinya, standar tarif listrik megawatt per jam di Jerman menembus 1.000 euro (Rp 14,8 juta) untuk tahun depan sebelum kembali turun menjadi 840 euro (Rp 12,5 juta) pada Senin lalu. Harga tersebut dianggap sebagai patokan bagi Eropa.
"Ini tidak normal sama sekali. Ini sangat fluktuatif. Harga-harga ini mencapai level yang kami pikir tidak akan pernah kami lihat," kata Fabian Rønningen, analis senior di Rystad Energy, dikutip dari CNN, Selasa, 30 Agustus 2022.
Harga melonjak setelah...